Fakta dan Mitos Seputar Bayam dan Mentimun

sat-jakarta.com – Sayur bayam tidak boleh dikonsumsi jika sudah dipanaskan berulang-ulang. Ini memang bukan mitos, Mam. Pasalnya, kandungan zat besi yang tinggi pada bayam, bila terlalu banyak bereaksi dengan udara, akan berubah menjadi senyawa yang bersifat racun (oksidan) bagi tubuh. Bayam juga mengandung senyawa nitrat (NO3) yang ketika teroksidasi akan berubah menjadi nitrit (NO2) yang juga bersifat racun. Selain tak boleh dipanaskan berkali-kali, sayur bayam juga tak boleh dimakan dalam jangka waktu lama setelah dimasak. Namun, berapa batasan waktu yang aman untuk menyantap sayur bayam, tak ada patokan pasti.

Yang jelas, sayur bayam tak layak dikonsumsi lagi jika warnanya sudah berubah hitam. Umumnya, proses perubahan warna dari hijau ke hitam ini berlangsung antara 4-5 jam setelah dimasak. Lantas, apa bahayanya menyantap sayur bayam yang sudah teroksidasi? Yang paling berbahaya adalah penyakit Sianosis, yakni ketidakmampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen, sehingga seluruh jaringan tubuh akan terasa lemas karena kekurangan oksigen. Namun, penyakit ini tidak akan langsung terasa, melainkan baru muncul setelah beberapa lama. Jadi mulai sekarang lebih berhati-hati lagi ya Mam, apalagi jika sayur bayam tersebut untuk makanan anak.

Mentimun bisa menyebabkan keputihan. Mama pasti tak asing dengan “pernyataan” ini. Padahal, tak ada kandungan dari mentimun yang bisa menyebabkan keputihan. Mentimun justru sangat bermanfaat untuk kesehatan. Salah satunya, mengandung banyak serat, potasium, dan magnesium yang sangat berguna untuk mengontrol tekanan darah, baik tekanan darah tinggi maupun rendah. Itulah mengapa, sangat dianjurkan makan mentimun kala mengonsumsi daging merah.

Mentimun juga dapat mengembalikan cairan tubuh, mengingat kandungan air pada mentimun mencapai 90%, sehingga jika dikonsumsi secara teratur juga akan membersihkan limbah dari dalam tubuh. Sementara kandungan vitamin A, B, dan C pada mentimun akan memperkuat daya tahan tubuh. Baiknya tidak mengupas mentimun karena di bagian itu terkandung 12% vitamin C. Lebih dari itu, mentimun juga dapat mengurangi risiko kanker, seperti kanker indung telur, payudara, prostat, dan saluran kemih.

Ayo Berbagi Tips