Pakan adalah faktor produksi pokok dan menentukan sukses tidaknya dalam sebuah usaha peternakan. Salah satu bahan pakan ternak yang sangat dibutuhkan dan besar manfaatnya bagi kehidupan dan kelangsungan populasi ternak khususnya sapi adalah Hijauan. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia, baik untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi dan reproduksinya karena hijauan mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan. Oleh karenanya perlu adanya jaminan ketersediaan hijauan dan pengolahan agar mencapai pertumbuhan ternak yang diinginkan. Produkvitas ternak sapi yang optimal dapat dicapai dengan peningkatan ketersediaan pakan hijauan yang cukup, baik kuantitas maupun kualitasnya. Namun demikian, ketersediaan pakan hijauan masih sangat terbatas. Penyebabnya, selain sedikitnya lahan yang tersedia untuk pengembangan hijauan, juga sebagian besar lahan yang tersedia untuk pengembangan hijauan merupakan lahan-lahan marginal, seperti lahan kering pada jenis tanah ultisol dengan tingkat kesuburan yang rendah.
Salah satu sumber pakan hijauan adalah rumput-rumputan. Berbagai jenis rumput yang dapat dimanfaatkan untuk pakan hijauan diantaranya adalah rumput setaria dan kolonjono .
Klarifikasi Rumput Kolonjono
Rumput Kolonjono. Memiliki nama lain Brachiaria mutica, Panicum muticum, Para grass, dan Buffalo grass. Rumput kolonjono berasal dari Afrika dan Amerika Selatan tropik, sekarang rumput ini tersebar sebagai makanan ternak didaerah tropik basah dan sub tropik. Rumput tumbuh paling baik pada tanah yang basah dan tahan terhadap genangan air, tetapi tumbuhnya terhambat pada musim kemarau. Rumput kolonjono dipergunakan sebagai rumput potongan untuk makanan ternak, hay atau disenggut ternak dan penggembalaan harus dilakukan secara rotasi, karena tidak taham penggembalaan berat. Rumput dapat dipotong tiap 6-8 minggu.
Rumput kolonjono tumbuh dengan baik di daerah dengan ketinggian yang tidak lebih dari 1.200 m diatas permukaan laut dengan curah hujan 1.000 mm. Ciri morfologi yang tampak pada rumput kolonjono yaitu sebagai berikut : 1)Tumbuhnya semi tegak sampai tegak; 2)Berumur panjang; 3)Membentuk hamparan lebat; 4Tinggi hamparan dapat mencapai 30-45 cm; 5)Rhizoma pendek; 6)Tinggi batang sekitar 30-200 cm; 7)Bentuk daun linear;8)Warna daun hijau gelap; dan 9)Bunga berwarna ungu.
Kelebihan Rumput Kolonjono
Keunggulan yang dimiliki oleh jenis rumput ini adalah dapat bertumbuh dengan cepat dan dapat mengatasi erosi tanah pada daerah yang memiliki dataran miring. Dalam pemanfaatannya sebagai pakan ternak, rumput Kolonjono mengandung nutrisi yang sangat tinggi yaitu 12,80% Serat Kasar, 8,59% Bahan Kasar, 43,41% Lemak Kasar, dan 1,31% Protein Kasar.
Rumput ini dapat tumbuh dengan baik apabila ditanam bersama legum atau herba. Kandungan protein kasar pada rumput kolonjono yaitu sekitar 7% dan serat kasar sekitar 35%. Pembudidayaan rumput ini tergolong mudah karena sama saja dengan budidaya jenis rumput yang lain. Penanaman bisa dilakukan dengan cara stek yang ditanam di lahan yang sudah digemburkan dan diberi pupuk.
Budidaya Pakan Ternak Rumput Kolonjono tergolong mudah karena prosesnya sama dengan penanaman jenis rumput lain, bisa dilakukan dengan metode stek yang ditanam di lahan yang tanahnya sudah diberi pupuk dan digemburkan.
Panen Rumput Kolonjono
Umur panen pertama rumput ini yaitu sekitar 60 hari untuk siap di potong. Rumput ini jugadapat terus menerus tumbuh/dirotasi dengan tinggi pemotongan 20-30 cm, dapat dipanen dengan cara grazing atau sistem cut and carry. Panen yang dihasilkan mencapai 8-20 t/ha/tahun. Kelebihan rumput ini selain dapat untuk penggembalaan dan tumbuh dengan cepat, efektif juga dalam mengatasi erosi tanah pada daerah yang miring. Namun, tanaman yang dihasilkan dari pemanenan rumput ini tergolong rendah dibandingkan dengan jenis rumput gajah.
Demikian sekilas informasi tentang rumput setaria dan rumput kolonjono yang perlu diketahui, semoga bermanfaat