Santigi Ideal Untuk Bonsai

Tumbuhan Santigi terlalu ideal untuk di bikin bonsai gara-gara tumbuhan ini tidak memiliki buah.Santigi (Pempis acidula) berwujud perdu yang banyak terkandung di Asia. Biasanya tumbuhan memiliki biji terhadap buahnya.Taukah kamu bagaimana langkah supaya tumbuhan yang memiliki buah tidak berbiji.


Sebagai bahan bonsai santigi sesungguhnya tergolong baru. Di Indonesia, baru kurang lebih 2-3 tahun ini santigi dicoba dipelihara di dalam pot. Padahal, di negara lain, seperti Taiwan, santigi sudah lebih dulu dibonsaikan.

Salah satu pembawaan yang membuatnya ideal kalau dibonsaikan ialah daunnya kecil-kecil dan tebal. Dengan daun kecil-kecil itu penampilannya dapat tampak seimbang. Bahkan, santigi menjadi menarik termasuk untuk dibuat bonsai ukuran kecil. Daunnya yang tebal memberi tambahan termasuk kesan sebagai bonsai yang “kuat”.

Kelebihan itu tetap ditunjang pula oleh warna gelap daunnya yang hijau kebiruan, supaya penampilannya sebagai pohon tua terlalu menonjol. Daun bonsai santigi yang sudah menjadi tetap mengingatkan orang terhadap bonsai Japanese Yew (Taxus cuspidata) yang sudah terlalu termashur di Negeri Sakura.

Keindahan santigi tetap disempurnakan kembali bersama dengan bunga-bunga kecil berwarna putih yang berwujud terompet. Bunganya umumnya cuma bertahan 2 hari, disusul munculnya bunga yang lain.

Keidealan santigi sebagai bahan bonsai termasuk didukung oleh batangnya yang bertekstur bagus, keras, dan seperti sudah dipahat. Bentuk pohonnya sendiri sesungguhnya sudah terlalu mendukung, belum kembali pertumbuhan rantingnya yang kompak.


Ada dua macam

Dikenal ada dua macam santigi, yaitu yang habitatnya di gunung dan yang di tempat pantai. Santigi gunung umumnya tumbuh di ketinggian 1.500 m dpl. Santigi type ini menghendaki udara yang dingin, tapi tetap mendapatkan sinar matahari.

Bunganya menyerupai bunga anggrek, berwarna merah, ukurannya lebih besar dari bunga santigi pantai. Daunnya tebal berwarna hijau mengkilap bersama dengan bagian ujung kemerahan. Bunga itu dapat membentuk buah berwarna ungu kehitaman.

Santigi pantai ada yang tumbuh di pasir, ada termasuk yang di tanah cadas. Santigi yang tumbuh di pasir batangnya umumnya tumbuh lurus, serupa batang santigi gunung. Santigi yang tumbuh di cadas umumnya akarnya tumbuh mencengkeram batu. Bentuk batangnya bagus, seperti sudah dipahat. Karena itu, sosok pohonnya sesungguhnya sudah menopang untuk dijadikan bahan bonsai.

Di Jawa, santigi pantai banyak terkandung di Madura, beberapa tempat pantai selatan, Serang, dan Kepulauan Seribu. Karena habitatnya di tempat pantai, maka ia tahan hidup di air payau.

Bahkan, tak jarang di alam bebas santigi banyak ditemukan tumbuh berdekatan bersama dengan pohon kayu api-api atau bakau. Di alam, pohonnya yang paling tinggi cuma 3 m, bersama dengan diameter batang pada 30-40 cm. oleh penduduk, tanaman ini umumnya dimanfaatkan sebagai kayu bakar.

Tidak rewel

Nursalim, seorang kolektor bonsai di Tangerang, memiliki bonsai santigi bergaya raft (tumbuh dari batang) yang berpenampilan terlalu bagus. Menurutnya, bonsai itu dibelinya dari seorang tukang tanaman di tempat Jombang (Jatim) kurang lebih 4 tahun yang lalu. Sejak dibeli sampai kini, Nursalim tidak dulu kerepotan mengurusnya.

Santigi sesungguhnya tidak rewel. Ia dambakan sarana tumbuh yang lembap dan sinar matahari penuh. Untuk merawatnya, ia cuma perlu disiram dua hari sekali. Bila bunganya merasa jarang muncul, ia mampu segera dipupuk NPK. Agar bentuknya kompak, daun-daunnya yang berlebihan dipotong secara rutin.

Selain tidak rewel, santigi termasuk tahan hidup di dalam sarana tanam yang terbatas dan mampu meranting prima di dalam kondisi demikian. Memperbanyaknya pun tak sulit, mampu dilaksanakan bersama dengan setek, cangkok, ataupun pemecahan akar.

Ayo Berbagi Tips